Friday, 18 May 2012

Thalabul Ilmi (Cerita tentang Musa dan Khidir)


Ilmu adalah rahmat dan karunia dari Allah.
Faedah cerita Nabi muda dan Khidir dalam perjalanan menuntut ilmu:

  • Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang memberikan petunjuk dan membimbing kita kepada al-khair (kabaikan).
  • Setiap ilmu yang membimbing kepada jalan hidayah, kepada kebaikan maka itulah ilmu yang bermanfaat
  • Orang yang tidak memiliki kesabaran mengambil ilmu dari orang alim, maka dia bukanlah orang yang ahli untuk mendapatkan ilmu dan dia bukanlah orang yang layak untuk mendapatkan ilmu. Karena menuntut ilmu itu harus dengan kesabaran
  • Diantara yang membantu kita untuk bisa bersabar di atas sesuatu adalah karena dia memiliki ilmu atas sesuatu tersebut (karena bagaimana seseorang bisa bersabar atas sesuatu jika dia tidak memiliki pengetahuan apapun tentang sesuatu itu)
  • Tidak terburu2 menghukumi sesuatu sampai dengan dia mengetahui tentang itu (harus check and recheck)
  • Menggantungkan seluruh hal2 yang akan datang kepada Allah dan kita harus ber'azm (berniat dengan sangat untuk melakukan hal baik) (satajiduniii insyaa Allahu shaabiraaan walaa ta'shii laka amraaa)
  • Jika seorang guru melihat suatu maslahat dari muridnya, maka hendaknya diperhatikan dan bisa memberikan keterangan kepada muridnya jangan banyak bertanya ketika belajar (terutama yang terinci yang belum sampai pembahasan kepada hal tersebut), karena murid harus mengikuti dulu penjelasan gurunya (jangan menyela ketika guru menjelaskan).
  • Jangan bertanya tentang sesuatu yang di luar pelajaran
  • Dari kisah nabi Musa dan khidir di atas laut, maka diperoleh hukum bahwa kita diperbolehkan melakukan safar di atas laut jika tidak membahayakan
  • Bekerja di lautan pun diperbolehkan sebagaimana bekerja di daratan asalkan tidak membahayakan.
  • Nabi musa terlupa akan janjinya tidak menanyakan sesuatu yang dilakukan Khidir dan Khidir tidak memberikan sanksi apapun kepada nabi Musa. Hikmahnya bahwa manusia tidak diberi sanksi karena lupa, baik itu tentang hak Allah maupun tentang hak hamba2 Allah. Tetapi jika berhubungan dengan hak hamba2 Allah maka tetap harus berkewajiban menggantinya.
  • Hendaklah seseorang memberikan tugas kepada orang lain sesuai dengan kemampuan yang diberikan tugas (tidak boleh membebani seseorang di luar kemampuannya)
  • Perkara duniawi dihukumi sesuai dengan dhohirnya (karena kita tidak mengetahui hati manusia sehingga kita tidak boleh menghukumi sesuatu yang tersembunyi di dalam hati, hanya menghukumi yang tampak)
  • Hendaklah kita tidak sombong dalam mencari ilmu, bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu dan menjauhi maksiat dan bertawakkal kepada Allah (ilmu adalah cahaya dan Allah tidak menurunkan cahaya kepada orang yang bermaksiat)
  • Keburukan yang besar dicegah dengan keburukan yang lebih kecil. Contoh anak kecil yang dibunuh oleh khidir. Khidir membunuh anak kecil (keburukan: membunuh), yang kalau dia besar, anak kecil itu akan mengkafirkan kedua orang tuanya (keburukan: kekafiran). Kedua perbuatan itu (membunuh dan kekafiran keduanya adalah sama-sama keburukan) tetapi membunuh itu lebih kecil keburukannya dibandingkan dengan kekafiran.
  • Diperbolehkannya menggunakan harta seseorang untuk kemaslahatan orang tersebut. Dalil: ketika nabi khidir melobangi dan menenggelamkan perahu seseorang. Beliau merusak perahu tersebut dalam rangka kemaslahatan mereka. Karena jika tidak ditenggelamkan perahu tersebut akan dirampas dan dirampok oleh raja yang dzalim.
  • Pembunuhan adalah dosa yang paling besar.
  • Hamba yang shaleh itu dijaga oleh Allah. Dijaga dirinya dan keturunannya (wakaana abuuhumaa shaalihaa). Dalil: ketika nabi khidir menegakkan tembok milik 2 anak kecil yang orang utanya (yang shaleh) sudah meninggal yang di dalamnya terdapat harta benda milik kedua anak tersebut.
  • Berkhidmat/ hormat kepada orang2 shaleh dan ahli ilmu (orang2 yang berilmu) adalah jauh lebih mulia dibandingkan berkhidmah kepada orang yang tidak berilmu.
  • Hendaklah kita beradab kepada Allah walaupun hanya dengan lafad (khidir menyandarkan kepada Allah ketika mengatakan "Rabb ku menginginkan…" dan menisbatkan keburukan kepada dirinya sendiri (ketika ibrahim mengatakan "kalau aku sakit, dan Allah lah yang menyembuhkanku", sakit dinisbatkan kepada Ibrahim dan kesembuhan dinisbatkan kepada Allah")
  • Tidak boleh kita meninggalkan sahabat/pertemanan bagaimanapun keadaannya dan tidak boleh juga berbeda dengan sahabat kita sebisa mungkin. Karena berkesesuaian/persamaan merupakan hal yang bisa melanggengkan tali persahabatan.
  • Untuk segala sesuatu kita harus selalu merasa cukup dan bersyukur walaupun hanya dengan sedikit mendapatkannya, tapi tidak untuk ilmu, kita harus selalu merasa kurang atas ilmu.
Segala kebenaran datang dari Allah, dan kesalahan ada pada saya sendiri dan dari syaithan. Allah a'lam.

No comments:

Post a Comment