*) Salah satu Kaidah Fiqih adalah hukum sarana sama dengan hukum tujuan. Maka apa-apa yang membuat suatu kewajiban tidak bisa dilaksanakan dengan sempurna kecuali dengan sesuatu itu, maka sesuatu itu hukumnya menjadi wajib.
Contoh:
- Shalat itu hukumnya wajib. Jika seorang muslim mendengar adzan dan mau tidak mau harus menyeberangi sungai menuju masjid untuk shalat berjama'ah, maka baginya menyeberangi sungai adalah wajib. Karena tujuan yang akan dicapai (shalat) adalah wajib, maka sarana untuk shalat pun (menyeberangi sungai) hukumnya menjadi wajib.
- Shalat yang benar sesuai dengan syariat Allaah itu hukumnya wajib. Cara/sarana untuk menuju kepada shalat yang benar adalah dengan menuntut ilmu tata cara shalat yang benar. Maka menuntut ilmu untuk mengetahui tata cara shalat yang benar hukumnya menjadi wajib bagi setiap muslim.
*) Ada 2 macam manusia yang tidak pernah merasa kenyang/puas
1. Pencari dunia
2. Penuntut Ilmu
Segala kebenaran datang dari Allah, dan kesalahan ada pada saya sendiri dan dari syaithan. Allah a'lam.
File Kajianku
Dari pada catatan kajianku di-file-in di buku, lebih baik disharing di blog deh. Semoga bermanfaat :)
Monday, 24 December 2012
Friday, 8 June 2012
Kenapa Wanita Muslimah Harus Berjilbab?
Posted by
Aisyah
at
Friday, June 08, 2012
Kenapa wanita muslimah harus berjilbab?
1. karena jilbab adalah perkara yang diperintahkan Allah dan Rasulullah (Al-Ahzab:36)
2. jilbab adalah bukti keimanan.
4. jilbab adalah lambang rasa malu.
6. jilbab adalah sebuah kehormatan dari Allah yang Allah ingin menghormati wanita dengan jilbabnya
7. jilbab merupakan lambang kesucian
8. jilbab merupakan lambang kecemburuan
9. untuk menghindarkan masyarakat dari fitnah syahwat
11. untuk menghindarkan adzab yang akan menimpa
15. sebagian ahli kedokteran menyatakan bahwa kulit wanita itu sensitif dan rambut yang terkena matahari itu akan rusak.
Segala kebenaran datang dari Allah, dan kesalahan ada pada saya sendiri dan dari syaithan. Allah a'lam.
1. karena jilbab adalah perkara yang diperintahkan Allah dan Rasulullah (Al-Ahzab:36)
2. jilbab adalah bukti keimanan.
- Konsekwensi iman adalah "Sami'na wa Atha'na" yang artinya kami dengar dan kami taat. Maka jika seorang muslimah mengaku beriman, maka tidak sepantasnyalah mereka tidak mau mentaati perintah Allah untuk menutup aurat-aurat mereka.
4. jilbab adalah lambang rasa malu.
- semakin besar rasa malu seorang wanita, maka akan semakin cantik wanita itu.
- malu adalah sebagian dari iman
6. jilbab adalah sebuah kehormatan dari Allah yang Allah ingin menghormati wanita dengan jilbabnya
7. jilbab merupakan lambang kesucian
8. jilbab merupakan lambang kecemburuan
9. untuk menghindarkan masyarakat dari fitnah syahwat
- hancurnya Bani Israil itu karena perzinahan
- tidaklah zina itu tersebar di suatu negeri kecuali Allah akan menurunkan penyakit-penyakit
11. untuk menghindarkan adzab yang akan menimpa
- kalau manusia sudah tidak melakukan perintah Allah/tidak memperingatkan satu sama lain/ tidak mengingkari kemungkaran dan tidak amar ma'ruf nahi mungkar maka adzab Allah akan datang kepada mereka dengan merata (Na'udzubillah mindzalik)
- sehingga jika wanita tidak menutup aurat maka pandangan-pandangan lelaki kepada wanita yang mengumbar aurat tidak terbendung dan menimbulkan syahwat yang besar
- karena penyakit hati ada 2, yaitu syubhat dan syahwat
15. sebagian ahli kedokteran menyatakan bahwa kulit wanita itu sensitif dan rambut yang terkena matahari itu akan rusak.
- Allah lah yang menciptakan kita dan Allah maha tau apa yang kita butuhkan, Allah maha tau apa yang baik dan yang tidak baik untuk ciptaan-Nya
Segala kebenaran datang dari Allah, dan kesalahan ada pada saya sendiri dan dari syaithan. Allah a'lam.
Wednesday, 6 June 2012
Hukum Mengucapkan Insya Allah Ketika Berdoa
Posted by
Aisyah
at
Wednesday, June 06, 2012
Syaikh Shalih Fauzan bin Abdullah Al Fauzan hafidzahullah ditanya :
Pertanyaan : Apa hukum ucapan insa Allah ketika do’a, misalnya “(Insya Allah) Jika Allah menghendaki maka Dia akan memberi fulan seorang anak.” Apakah hal ini masuk dalam larangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengatakan “Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki” ketika do’a dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengucapkan amin. Ataukah ucapan amin itu khusus bagi orang yang mendengar do’a ?
Jawaban : Ya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mengucapkan “Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki, Ya Allah rahmatilah aku jika Engkau mau, namun hendaknya dia memiliki keinginan yang kuat dalam permintaannya tersebut, karena sesungguhnya tidak ada sesuatupun yang memaksa Allah untuk berbuat sesuatu.” Maka tidak selayaknya mengucapkan insya Allah jika berdo’a kepadanya, ketika mendo’akan saudaranya atau mendo’akan salah satu kaum muslimin. Hendaknya dia berdo’a dengan do’a yang kuat atau yakin akan dikabulkan, jangan ragu ketika berdo’a. Karena ucapan insya Allah itu istitsnaa (pengecualian) yang tidak ada keyakinan didalamnya. Oleh karena itu hendaknya meninggalkan lafadz ini ketika berdo’a.
Sumber : http://alfawzan.ws/node/13610
Segala kebenaran datang dari Allah, dan kesalahan ada pada saya sendiri dan dari syaithan. Allah a'lam.
Pertanyaan : Apa hukum ucapan insa Allah ketika do’a, misalnya “(Insya Allah) Jika Allah menghendaki maka Dia akan memberi fulan seorang anak.” Apakah hal ini masuk dalam larangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengatakan “Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki” ketika do’a dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengucapkan amin. Ataukah ucapan amin itu khusus bagi orang yang mendengar do’a ?
Jawaban : Ya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mengucapkan “Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki, Ya Allah rahmatilah aku jika Engkau mau, namun hendaknya dia memiliki keinginan yang kuat dalam permintaannya tersebut, karena sesungguhnya tidak ada sesuatupun yang memaksa Allah untuk berbuat sesuatu.” Maka tidak selayaknya mengucapkan insya Allah jika berdo’a kepadanya, ketika mendo’akan saudaranya atau mendo’akan salah satu kaum muslimin. Hendaknya dia berdo’a dengan do’a yang kuat atau yakin akan dikabulkan, jangan ragu ketika berdo’a. Karena ucapan insya Allah itu istitsnaa (pengecualian) yang tidak ada keyakinan didalamnya. Oleh karena itu hendaknya meninggalkan lafadz ini ketika berdo’a.
Sumber : http://alfawzan.ws/node/13610
Segala kebenaran datang dari Allah, dan kesalahan ada pada saya sendiri dan dari syaithan. Allah a'lam.
Subscribe to:
Posts (Atom)