# Al-Quran dan hadits sampai kapanpun tidak akan pernah bertentangan dengan akal yang sehat. Apabila ada yang bertentangan dengan akal, maka ada dua kemungkinan:
1. Hadis tersebut doif (lemah) atau bahkan hadis itu palsu
2. Hadis difahami tidak dengan akal yang sehat, tapi dengan hawa nafsu
# Apabila ada dalil al-Quran dan hadis yang tidak masuk akal, berarti akal orang tersebut yang tidak sehat karena selain akal sehat akan menerima kebenaran al-Quran dan Hadis, akal manusia sangat terbatas dan agama itu tidak didasarkan pada akal.
# Dalam hadits ataupun al-Quran, ada hal-hal yang membingungkan seperti adab kubur, nikmat kubur, hari kiamat, padang makhsyar dan lain-lain. Itu semua membuktikan bahwa dalam beragama, yang berperan itu bukan akal, tetapi iman. Jadi dalam kita beribadah kepada Allah, yang dikedepankan itu bukan fikiran kita, tetapi iman dengan mengikuti kaidah-kaidah yang berpedoman pada Al-Quran dan Hadits.
Contoh: Ada hukum mengusap sepatu pada saat wudhu (mengusap khauf), sepatu kan yang kotor adalah bagian bawahnya, maka seharusnya berdasarkan akal, yang diusap adalah bagian bawah sepatu (bagian yang kotor), apalagi sepatu itu akan digunakan untuk shalat. Tetapi Rasulullah shallallah 'alayhi wasallam menyuruh kita mengusap bagian atas sepatu untuk mensucikannya dan bisa langsung digunakan untuk shalat. Dan bila iman kita yang bicara, jika itu yang dicontohkan Rasulullah, maka itulah yang akan kita kerjakan.
No comments:
Post a Comment