# An-Nu'man bin Basyir berkata, "Aku melihat laki-laki di antara kami menempelkan mata kakinya kepada mata kaki temannya."
# Dari Anas, dari Nabi Shallallah 'Alayhi wa Sallam bersabda, "Luruskanlah shaf-shaf kamu, karena sesungguhnya aku melihat kalian dari belakang punggungku." Salah seorang di antara kami menempelkan bahunya kepada bahu temannya, dan kakiknya kepada kaki temannya.
# Bahwasanya Rasulullah bersabda: "Luruskanlah shaf-shaf, sejajarkan antara pundak dengan pundak, isilah celah-celah yang kosong, dan jangan meninggalkan celah bagi syaithan. Barangsiapa yang menyambung shaf maka Allah akan menyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskan shaf maka Allah akan memutuskannya.
# (An-Nu'man bin Basyir berkata)ini adalah penggalan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dari riwayat Abu Al Qasim Al Jadali, dan namanya adalah Husain bin Al Harits, dia berkata, (Aku mendengar An-Nu'man bin Basyir berkata, bahwa Rasulullah Shallallah 'alayhi wasallam mengahadapkan wajahnya kepada manusia seraya bersabda, "Luruskanlah shaf-shaf kamu (tiga kali), demi Allah, hendaklah kalian meluruskan shaf-shaf atau Allah menjadikan hati kalian saling berselisih." Ia berkata, "Sungguh aku melihat orang di antara kami menempelkan pundaknya kepada pundak temannya dan kakinya kepada kaki temannya.")
# Hadits An-Nu'man ini telah dijadikan dalil bahwa yang dimaksudkan dengan kata ka'bun (mata kaki) dalam ayat tentang wudhu adalah tulang yang agak menonjol di kedua sisi kaki, tepatnya pada sendi pertemuan betis dengan kaki. Karena inilah yang mungkin untuk ditempelkan dengan orang yang ada di sampingnya. berbeda dengan pendapat yang mengatakan bahwa makna "kaibun" adalah "tumit". Pendapat ini adalah pendapat syadz (ganjil) yang dinisbatkan kepada sebagian ulama madzhab Hanafi, namun para ulama peneliti dalam madzhab tersebut tidak mengakuinya. Sebagian lagi mengakui hal itu, namun dalam masalah "haji" bukan "wudhu". Al Ashma'i mengingkari orang yang mengatakan bahwa "tumit" terletak di punggung kaki.
Segala kebenaran datang dari Allah, dan kesalahan ada pada saya sendiri dan dari syaithan. Allah a'lam.
No comments:
Post a Comment