Tuesday 6 October 2009

Tentang Takdir

# Beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk dan membenarkan hadits-hadits yang membicarakan tentang takdir.

# Orang yang pertama kali menolak takdir adalah Makbad Al-Juhari, ia mengatakan bahwa semua yang dikerjakan adalah baru, bukan takdir Allah.

# Qadariyyah berkeyakinan bahwa Allah tidak mengetahui kejadian-kejadian sebelum terjadi. Pemahaman ini salah besar!!!

# Pemahaman yang benar tentang takdir akan mendatangkan khauf (takut ) dan raja’ (harap) yang benar

# Semua kehendak manusia berkaitan dengan kehendak Allah

# Semua upaya dan usaha yang kita lakukan hanyalah sebagai suatu sebab saja dan kita disuruh untuk melakukan sebab/ mengambil sebab yang syar’i. Tetapi tidak semua sebab yang kita lakukan ini akan berujung pada kehendak Allah.

Contoh: Kita ingin punya anak, maka kita harus menikah (menikah ini merupakan sebab kita agar punya anak). Menikah ini merupakan sebab yang syar’i (yang disyari’atkan oleh agama – sebab yang halal). Tapi ada juga orang yang melakukan zina dan punya anak. Nah, zina ini juga merupakan salah satu sebab untuk punya anak juga tetapi zina merupakan sebab yang tidak syar’i (haram).

Contoh “ tidak semua sebab yang kita lakukan ini akan berujung pada kehendak Allah”:
Kita sudah menikah (sudah melakukan usaha untuk mewujudkan keinginan kita punya anak) tetapi bertahun-tahun belum punya anak juga. Nah, ini yang dimaksudkan bahwa keinginan atau kehendak kita (punya anak), belum tentu akan berujung pada kehendak Allah (mungkin Allah saat itu belum berkehendak memberikan mereka anak).

# Kita tidak disuruh untuk berupaya merubah takdir, tetapi berupaya untuk mencari sebab yang syar’I menuju kehendak Allah. Intinya kalau kita mau sesuatu, ya harus kita usahakan benar-benar, setelah itu kita serahkan semua hasilnya kepada Allah.

Segala kebenaran datang dari Allah, dan kesalahan ada pada saya sendiri dan dari syaithan. Allah a'lam.

No comments:

Post a Comment